... rajutan asa terpintal
Pagi muram merana
menempatkan hati pada peraduan kalbu yang dalam,yang menyiratkan kesedihan
tertegun setelah menghitung setiap kata dalam bait yang terangkai
menepaki kembali setelah sekian lama menanti dan terlupakan
kau,jiwa yang tersesat dalam asa mu
kau,bayangan gelap yang telah menyiratkan tali kehidupan yang berat dan pahit
manis yang kau sematkan kedalam rekaman waktuku....pudar
masih dengan sosok yang sama kau berharap tanpa kau gapai dengan ragamu
Jasadku tetap tinggal dan menepi dengan waktu
namun kau tak coba tuk meraihku...mengulurkan tanganmu dan mendekapku
sayap-sayapku telah selesai ku rajut...
aku akan segera berangkat terbang tinggi menuju singasanaku
Ingin rasanya bertengger di atas kepalamu...
sekedar ingin tau dingin yang menyeliputi hatimu dan meyakinkan hatiku
berharap itu adalah dingin yang akan segera mencair dalam hangat asa
bukan beku membatu seperti kerikil yang pernah kujumpai
Pagi muram merana
menempatkan diriku dalam kelabu...kembali kutarik rajutan sutera dan membiarkan diriku tenang
ingin segera mengganti judul yang sekarang terbentang dalam kepala
dan membiarkan hati menyimpan dalam lemari hidup
Mungkin kau tau ataupun tidak tau
namun ku yakin diammu adalah sarat kebebasanku
mulai membentangkan sayapku dan terus memejamkan mata
berharap bayangan semu dirimu terlewatkan seiring udara yang terus menerpaku
Alam telah membentukku liar....sendiri dan terbelenggu
pagi ini sewindu yang lalu...ketika patahan sayapku menerpamu
begitu cepat rajutan - rajutan asa terpintal
membawaku kedalam bumerang jiwa atas asa ini
Jangan kau hadir dalam bayangku....yang akan mengingatkan pagi yang muram merana
titikan cahaya telah sampai padaku...disinilah singasanaku
kau hilang dibalik awan kelabu...tunggulah disana
biarkan diri ini yang membiarkan kau pergi...tanpa harus menggenggam kenangan
2 Comments:
How does it fell babe
To taste sweet revenge
Do you want me on my knees
How does it feel babe
to let me feel your strength
Don't be cruel, can't you see
If you don't catch me now
I can't stop falling down
Just one more night and the devil's got my soul
I need your love babe don't tell me "no way"
Babe I miss you so much more than words can say
How does it feel babe
To kill our destiny
I swear I'm not gonna crawl oh no
How does it feel babe
To make a fool out of me
How can you be so cold
If you don't catch me now
I can't stop falling down
Just one more night and the devil's got my soul
I need your love babe don't treat me this way
Ooh I miss you, I miss you
Baby our love's got what it takes
To give us one more chance to start once again
Baby our love will find a way
As long as we believe in love
Believe in Love
(Klaus Meine/Rudolf Schenker)
Rajutan asa terpintal
(Terbanglah! kidung keindahan untukmu, Bintang)
Pagi itu, biarkan muram merana,
Namun kalbumu teruslah merajut, sehelai demi sehelai
Menapaki keindahan dan lembutnya pagi esok hari.
Lupakan dan tak perlu menanti.
Barangkali dia jiwa yang tersesat dalam rangkaian asanya seindiri
Namun, jangan kau jadikan temali hidup yang berat dan terasa pahit.
Yang manis kian hambar ketika manis itu tak diberi lagi,
Namun hambar janganlah kian hambar hanya karena kenangan yang diam dalam hatimu terus bersemayam.
Setiap kenangan – seberapapun berat dan pahit –
akan berubah manis ketika kenangan itu
dijadikan sebuah sisi baik dari hidupmu.
Barangkali dia tidak memiliki cukup keberanian
untuk mendekapmu dan meraihmu, sebab – barangkali –
sayap-sayapnya tidak seindah rajutan sayapmu, atau
kedua lengannya tidak perkasa seperti kepakan sayapmu.
Ada baiknya, terbanglah dikau menerjang badai di angkasa demi mencapai singgasanamu, sebab dikau kuat bagai rajawali dan tegar bagai sekelompok elang
Jangan berharap hati yang beku mudah mencair,
Sebab bagaimana caramu bertengger sebegitu pula besarnya beku hati itu mencair. Namun, bukan melulu karena caramu, sebab
Semestinya ia tahu – dan ia harus tahu – bahwa dikau sedang menari-nari menuju hatinya.
Namun, biarlah ... kalau itu hanya sebuah kerikil, bumi akan menenggelamkannya.
Tetaplah merajut sutera yang dikau idamkan,
Namun bukan untuk dihadiahkan, tapi untuk dipersembahkan pada hatimu sendiri, sehinga kelak persembahan itu kau hadiahkan kembali pada belahan jiwa yang tengah mendekatimu.
Pagi yang muram dan merana biarlah tetap kelabu
Namun, jangan menjadi durja dan jangan sampai mematahkan sayap-sayapmu untuk terbang tinggi dan bebas dari kebekuan ini.
Biarkan dia pergi dan mungkin tak perlu kembali lagi.
Sebab sayapmu masih sanggup terbang mencari keindahan alam ini dan kebahagiaanmu.
Tetaplah terbang, mengarungi angksa luas!
Burung-burung diudara akan menyertaimu dan angin akan memberimu kekuatan selama niatmu untuk mencapai singgasanamu itu berasal dari kalbumu terdalam.
Salam manis, Dik!
(Bg-Gelik)
(Oktober 2006)
Post a Comment
<< Home