Panggung teater usang,
Ketika cerita telah usai,
ketika mereka kembali berjalan
tampak kosong ruangan yang ditinggalkan
menanti waktu berganti tuk sesaki lagi tempat ini
ruangan ini terlalu besar untuk kau tinggalkan aku sendirian
berselimut debu dan peluh para wayang
kemana perginya suara gaduh petepuk tangan?
kemana perginya kulit kacang?
baumu tak tampak
tiraiku usang..lapuk dimakan waktu
hanya beberapa lipatan kain masih tergantung sebagai selimut diri
jejeran kayu merindukan hangat lekat tubuh pincang
Lantai kusam yang tak pernah pergi meninggalkanku
menanti tapakan dan deru dari debu yang melekat,
Akankah memori mereka merekam semua yang ada didalamku?
ataukah diri hanya menjadi perantara cerita belaka?!
Aku yang berkayuhkan sisa dari legenda usang
bersaing dengan suara mesin yang membuat cahaya menjadi asap
tetap berdiri namun tak satupun melihatku
tetap sendiri namun tak satupun menemaniku
Masaku telah usai ditelan waktu
kulitkupun telah berkeriput
melihat keatas menerawang
jauh kesaat jelaga lampu masih menyala
disaat kibaran tirai mengundang suara gaduh tepukan tangan
yang bisa menghantarkan perut kembali kenyang
jiwa abadi dari cerita yang dilontarkan
hidup dari hidup
nafas dari nafas yang diperankan
cukup membuat mahkotaku berkibar untuk sekarang
bisa dikenang
Baiklah kan kutunggu jam pasir itu terus bergulir
mungkin akan ku dapatkan kembali
jiwa yang lama kukenal
riuh petepuk tangan..
dan kulit kacang....
(Date: 2/8/06 at 9:11AM) www.b1nt4ng.modblog.com
1 Comments:
wahai kau penjaga bioskop,
kisahmu mengingatkan ku pada film "Janji Joni" dan saat ini aku sedang mendengarkan the Adams. betapa kebetulan yg tak terduga.
bilakah kau rela menyatakan kalau kutanyakan,
"buka lagi jam berapa ya?"
:)
Post a Comment
<< Home